Wae Rebo, Kampung Adat Suku Manggarai - Flores
Wae Rebo, Kampung Adat Suku Manggarai
Kampung Adat Wae Rebo - Manggarai, Flores. Sumber Gambar: liputan6.com |
Selain objek wisata alam, Flores juga memiliki banyak objek wisata budaya. Dalam postingan ini, Quguru akan memperkenalkan objek wisata budaya Wae Rebo, Kampung Adat Suku Manggarai.
Penghuni bagian barat Flores adalah suku Manggarai. Ini termasuk salah satu suku terbesar di Flores. Mereka memiliki budaya yang kaya. Di antaranya adalah Rumah Adat Mbaru Niang.
Eksistensi Kampung Wae Rebo
Salah satu kampung yang masih mempertahankan Mbaru Niang adalah kampung adat Wae Rebo. Kampung adat ini bukan hanya merupakan kebanggaan orang Manggarai, tetapi juga kebanggaan orang Flores, NTT.
Wae Rebo adalah kampung adat yang berada di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung adat ini begitu terkenal karena bentuk rumah adat tradisionalnya yang khas dan unik diapiti hutan tropis yang lebat serta keindahan alam yang menakjubkan.
Kampung adat Wae Rebo terletak di ketinggian kurang lebih 1.200 mdpl, di tengah hutan pegunungan yang hijau dan indah. Kampung yang dihuni oleh suku Manggarai sudah sejak lama ini dikelilingi oleh pegunungan yang tinggi dan hutan hujan tropis yang lebat.
Awalnya kampung ini hanya terdiri dari empat rumah adat tradisional yang dihuni oleh empat keluarga. Tetapi, seiring perjalanan waktu, jumlah rumah adat di kampung ini bertambah hingga menjadi tujuh rumah adat.
Kampung adat Wae Rebo masih memegang teguh budaya Manggarai dengan sistem sosial yang sangat kuat dan tertata. Masyarakatnya hidup harmonis dengan alam dan sangat menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Selain itu, desa ini juga terkenal karena kegiatan budayanya, seperti upacara adat, tarian tradisional, dan musik tradisional.
Dewasa ini kampung adat Wae Rebo semakin dikenal di dunia pariwisata setelah masuk dalam program World Heritage Site oleh UNESCO pada tahun 2012. Dewasa ini, kampung adat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Indonesia dan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Karena itu, bila Anda berencana berwisata ke Indonesia, atau ke Flores khususnya, kampung adat Wae Rebo harus dimasukkan dalam itinerary Anda.
Penghargaan Terhadap Kampung Adat Wae Rebo
Penghargaan UNESCO Asia-Pacific Heritage Award (2005)
Tahun 2005, Kampung Adat Wae Rebo meraih penghargaan UNESCO Asia-Pacific Heritage Award. Penghargaan itu diberikan atas kategori konservasi dan restorasi bangunan tradisional. Penghargaan itu diberikan karena upaya kampung adat wae Rebo yang konsisten menjaga, merawat dan melestarikan keberadaan rumah adat mbaru niang, yaitu rumah adat suku Manggarai yang kini sudah semakin langka.
Penghargaan Kalpataru (2016)
Kampung Adat Wae Rebo juga telah mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2016. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi negara Indonesia atas upaya kampung dalam melestarikan hutam, alam, ekosistem dan lingkungan di sekitar kampung.
Penghargaan Pariwisata Budaya (2018)
Kampung Adat Wae Rebo juga meraih penghargaan bidang Pariwisata Budaya dalam ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) tahun 2018. Penghargaan ini diberikan atas upaya kampung itu dalam melestarikan dan mempromosikan kebudayaan, adat serta keramahan masyarakat setempat kepada para wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari manca negara.
Mbaru Niang di Kampung Adat Wae Rebo - Sumber Gambar: AntaraFoto |
Penghargaan Wienerberger Brick Award (2018)
Kampung Adat Wae Rebo juga meraih penghargaan Wienerberger Brick Award pada tahun 2018 dalam kategori "Special Solution". Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas upaya kampung Wae Rebo dalam melestarikan dan merestorasi bangunan tradisional mbaru niang dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan alam sekitar.
Penghargaan-penghargaan yang disebutkan di atas merupakan bukti bahwa Kampung Adat Wae Rebo telah memperoleh begitu banyak pengakuan dari berbagai pihak atas upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya dan lingkungan alam yang dimiliki oleh kampung Wae Rebo tersebut.
Cara Menuju Desa Wae Rebo
Untuk menuju Desa Adat Wae Rebo, Anda perlu melakukan perjalanan terlebih dahulu ke pulau Flores, bisa ke kota Labuan Bajo - Manggarai Barat ataupun ke Ruteng - Manggarai Tengah.
Ruteng/Labuan Bajo - Desa Denge
Bila dari Ruteng, Anda Anda dapat menuju selatan menggunakan transportasi umum seperti bus, mobil sewaan atau ojek sepeda motor menuju Desa Denge. Perjalanan ini ke desa ini akan memakan waktu sekitar 4-5 jam.
Bila berangkat dari Labuan Bajo, waktu yang dibutuhkan memang sedikit lebih lama. Anda bisa menggunakan bus, mobil sewaan atau ojek sepeda motor menuju Desa Dengan di kecamatan Satar Mese. Perjalanan dari Labuan Bajo ke Desa Denge akan memakan waktu sekita 6 - 7 jam.
Desa Denge - Kampung Wae Rebo
Anda hanya bisa menggunakan kendaraan bermotor sampai Desa Denge. Dari Desa Denge, Anda harus melakukan perjalanan trekking selama sekitar 3-4 jam untuk mencapai Kampung Adat Wae Rebo.
Trekking ini cukup menantang karena Anda harus melewati jalanan setapat di titian bukit terjal, di tengan hutan tropis yang lebat. Namun jangan kecut hati dulu; perjalanan Anda akan sangat menantang dan mengasyikan karena Anda akan disajikan pemandangan yang indah dan bisa dipastikaan akan sangat berkesan.
Jalan setapak menuju Kampung Wae Rebo - Sumber gambar: shafa-detiktravel |
Sebelum melakukan perjalanan, pastikan Anda telah melakukan persiapan yang cukup, seperti membawa peralatan camping dan perlengkapan lain yang diperlukan. Jangan lupa juga untuk meminta informasi terbaru tentang rute dan kondisi trekking dari pihak yang berwenang seperti Balai Taman Nasional Kelimutu atau masyarakat setempat.
Akomodasi Kampung Adat Wae Rebo
Walaupun sederhana, Kampung Adat Wae Rebo menawarkan pengalaman menginap yang unik dan autentik. Karena itu, Anda tidak perlu takut untuk menginap di Wae Rebo, sekadar menjelajahi keindahan alam dan budaya tradisional Flores.
Berikut adalah beberapa pilihan akomodasi yang tersedia di Desa Adat Wae Rebo:
Rumah Adat Mbaru Niang
Rumah Adat Mbaru Niang adalah akomodasi utama yang tersedia di Kampung Adat Wae Rebo. Rumah adat ini merupakan bangunan tradisional dengan atap kerucut yang terbuat dari daun lontar dan kayu. Di dalam rumah adat ini, terdapat beberapa kamar yang dilengkapi dengan kasur, bantal, dan selimut untuk tamu yang menginap. Kamar mandi dan fasilitas air bersih tersedia di luar rumah adat.
Tenda Camping
Bila kekurangan kamar di Mbaru Niang, Tenda camping adalah pilihan lainnya. Tenda camping adalah pilihan akomodasi bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berkemah di tengah hutan tropis di sekitar Desa Adat Wae Rebo. Beberapa peralatan camping seperti sleeping bag, matras, dan tenda akan disediakan oleh pengelola akomodasi untuk Anda.
Homestay
Selain dua pilihan di atas, beberapa warga setempat juga menawarkan akomodasi homestay di rumah mereka. Homestay adalah pilihan akomodasi yang lebih sederhana namun memberikan pengalaman menginap yang lebih dekat dengan masyarakat setempat. Sebagai wisatawan, Anda akan menginap di kamar tidur yang disediakan oleh keluarga setempat. Di sini Anda akan merasakan suasana kehidupan sehari-hari di Desa Adat Wae Rebo.
Perlu diketahui bahwa fasilitas dan kenyamanan di akomodasi kampung Adat Wae Rebo sudah pasti sangat sederhana dan terbatas. Untuk itu, sebagai wisatawan, Anda perlu melakukan persiapan yang matang sebelum berkunjung. Perlu dipersiapkan perlengkapan tidur dan pribadi yang cukup.
Juga, sangat disarankan juga agar memesan akomodasi terlebih dahulu melalui agen perjalanan atau pengelola akomodasi untuk menghindari keterbatasan dan memastikan ketersediaan tempat menginap.