Sendangsono, Tempat Misteri Jadi Gua Maria
Semula Sendangsono adalah tempat angker yang dijadikan persinggahan bagi para biksu dalam perjalanan mereka ke Borobudur. Kini tempat itu menjadi salah satu objek ziarah paling populer bagi orang-orang Katolik, bukan saja dari Yogyakarta dan Jawa Tengah tetapi juga dari kota-kota lain. Ya, Sendangsono, tempat misteri jadi Gua Maria untuk memfasilitasi kegiatan ziarah orang-orang Katolik.
Sendang Semagung, tempat misteri berubah menjadi Gua Maria Sendangsono diawali dengan baptisan atas 171 warga setempat |
Gua Maria Sendangsono
The Most Recommended Catholic Pilgrimage Object at Yogyakarta pertama adalah Gua Maria Sendangsono. Situs ini adalah yang terpopuler dari Most Recomended Catholic Site Pilgrim In Central Java And Yogyakarta karena berbagai alasan.
Sendangsono adalah objek wisata ziarah katolik yang sangat terkenal di kalangan orang Katolik, bukan saja di Jawa Tengah dan Jogja, tetapi juga dari daerah dan kota lain.
Terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, tidak jauh dari Jogja dan juga dari Borobudur, menjadikan Gua Maria ini harus Anda kunjungi untuk berbagai alasan.
Sebelumnya, Sendangsono dikenal dengan nama Sendang Semagung. Merupakan lokasi persinggahan peziarahan para biksu Budha dari bukit Manoreh menuju Candi Borobudur pulang pergi. Mereka biasanya mengambil air dan istrirahat sejenak di area itu. Ada ada mata air yang terus mengalir sepanjang tahun. Sendang Semagung juga diyakini sebagai tempat bersemayam Dewi Latamsari dan putra tunggalnya Den Baguse Samija.
Sendang Semagung berubah nama menjadi Sendangsono semenjak didirikannya Gua Maria yang diawali oleh baptisan atas 171 warga setempat menjadi Katolik
Dalam konteks kehadiran Gereja Katolik di Jawa, Sendangsono memiliki peranan besar. Semuanya bermula dari Barnabas Sarikromo.
Siapakah dia? Sarikromo itu orang biasa. Ia menderita sakit “ cecek” yang tak bisa disembuhkan. Setelah mengalami suatu penglihatan dalam mimpi, ia memutuskan untuk mencari obat dengan cara “ ngesot” ke arah timur laut.
Ia mengalami banyak hambatan sebelum bertemu dengan Bruder Kersten dan Romo Van Lith di Muntilan, di arah timur laut Sendangsono. Di sanalah ia mengalami kesembuhan sehingga tertarik menjadi katolik. Setelah mendapatkan pelajaran agama, ia bersama tiga temannya dibaptis menjadi Katolik tanggal 20 Mei 1904.
Makam Barnabas Sarikromo-warga pribumi Jawa yang pertama menjadi Katolik. Beliau adalah katekis Jawa pertama dan membawa 171 jiwa kepada Kristus hanya dalam waktu empat bulan sejak nazarnya diucapkan.
Sebagai tanda sukacita, Barnabas Sarikromo bernazar untuk menjadi pewarta Sabda Allah. “ Bertahun-tahun kakiku ini tidak bisa sembuh. Sekarang kakiku sembuh berkat belaskasih Allah. Oleh karena itu, aku, Sarikromo, bernazar akan menggunakan kedua kakiku ini untuk mewartakan Allah. Kiranya Allah sendiri berkarya melalui kata dan perbuatanku.”
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, nazar itu dia tepati. Tanggal 14 Desember 1904, sekitar empat bulan saja, 171 warga setempat menyerahkan diri kepada Kristus lewat baptisan yang mereka terima dari Romo Van Lith, setelah diajarkan agama oleh Barnabas Sarikromo, bertempat Sendang Semagung tersebut.
Sendang Semagung Menjadi Sendansono
Duapuluhlima tahun kemudian, tepatnya tepatnya 8 Desember 1929, Sendang Semagung diangkat dan dinyatakan secara resmi menjadi tempat peziarahan Katolik oleh Romo JB Prennthaler SJ. Bukan saja itu, nama Sendang Semagung pun diubah menjadi Sendang Sono hingga sekarang ini.
Dinamakan demikian karena Gua Maria ini dibangun di atas sumber air yang mengalir di antara pohon sono. Sumber air itu masih mengalir sampai sekarang dan sering diambil para peziarah dan didoakan di depan arca Bunda Maria sebelum dibawa pulang untuk keperluan pribadi.
Patung Bunda Maria di Sendangsono dipersembahkan oleh Ratu Spanyol yang begitu susahnya diangkat beramai-ramai naik dari bawah Desa Sentolo oleh umat Kalibawang.
Pada 1945 Pemuda Katolik Indonesia berkesempatan berziarah ke Lourdes, dari sana mereka membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki Bunda Maria Sendangsono sebagai reliqui sehingga Sendangsono disebut Gua Maria Lourdes Sendang Sono.
Sarana/Prasarana Sendansono
Sebagai tempat ziarah katolik pertama, terbesar dan paling ramai di Jawa, Sendangsono sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai dan terawat secara baik.
Selain gua, tempat arca Bunda Maria ditempatkan, seluruh kompleksnya dibangun dan ditata sedemikian rupa sehingga sangat representatif untuk doa pribadi, doa bersama, merayakan Ekaristi atau melakukan Jalan Salib, sebuah rangkaian ibadat mengenangkan, merenungkan, merefleksikan dan menimba nilai-nilai pengorbanan Kristus dalam peristiwa penyaliban-Nya mulai dari Pengadilan Pilatus hingga penguburan dan kebangkitan-Nya.
Arsitektur prasarana Sendangsono dibuat sepenuh hati dengan instink kekatolikan oleh alm. Romo YB. Mangunwijaya. Yang khas dari arsitektur Sendangsono adalah bangunannya "tunduk" pada alam dan topografinya sehingga nuansa alami dan naturalnya jauh lebih kuat.
Karakteristik itulah yang membawa "bangunan" Sendangsono mendapatkan pengharhargaan dari Ikatan Arsitektur Indonesia tahun 1991 untuk kategori kelompok bangunan khusus.
Sumber Air Sendangsono
Sumber air Sendangsono yang tak pernah kering. Banyak peziarah mengambil air ini untuk dibawa pulang |
Walaupun tidak besar, sumber air Sendangsono tak pernah kering. Banyak peziarah mengambil air ini untuk dibawa pulang.
Adanya banyak kesaksian tentang mukjizat yang peziarah alami setelah pulang dari Gua Maria Lourdes Sendangsono membuat tempat ziarah yang satu ini selalu ramai dikunjungi.
Bukan saja pada bulan Mei dan Oktober, tapi sepanjang tahun. Bukan saja orang Katolik, tapi banyak juga yang beragama lain, terlihat dari pakaian yang mereka pakai.
Orang-orang seakan tidak akan bosan ke sana, bisa berkali-kali. Tempat ziarah katolik yang satu ini menyambut semua orang. Peziarah bukan saja orang Jogja dan Jawa Tengah.
Bunda Maria Sendangsono buka saja Ibu Rohani orang Katolik tetapi semua orang beriman yang meminta pertolongan doanya.
Karena itu, tidak salah Sendangsono termasuk dalam The Most Recommended Catholic Pilgrimage Object at Yogyakarta. Bunda Maria - Bunda Segala Bangsa telah menjadi doa bagi orang-orang yang mengharapkan pertolongannya.